Teknologi

Ukraina Pakai Drone Dari Kardus Sebagai Solusi Murah Hadapi Rusia

Menghadapi senjata canggih Rusia , Ukraina menemukan sebuah solusi murah. Yakni drone yang terbuat dari kardus. Pasukan Ukraina telah menggunakan drone kardus yang diproduksi oleh perusahaan Australia Sypaq. Precision Payload Delivery System (PPDS) adalah drone yang digerakkan baling-baling yang dapat dirakit hanya dengan lem dan selotip. Drone dibuat dari karton tebal berlapis lilin. Karet gelang digunakan untuk mengingat sayap dengan badan pesawat.

Mereka dikendalikan oleh sistem panduan tingkat militer yang tidak memerlukan input pengguna setelah pesawat diluncurkan. Drone PPDS dapat membawa muatan 3 kilogram dan 5 kilogram. Tergantung pada modelnya. Mereka dapat terbang hingga 120 kilometer. Meskipun tidak dibuat dari logam atau plastik yang tahan lama, beberapa drone PPDS telah berhasil melakukan 60 penerbangan di Ukraina.

Karton dilapisi lilin untuk memungkinkan penerbangan dalam cuaca basah. “Kita bisa menumpuk ini di atas palet. Drone dilipat hingga seukuran kotak pizza, dan 24 dapat dikemas ke dalam wadah,” kata chief engineer Sypaq Ross Osborne kepada The Australian seperti dilansir dari Interesting Engineering. PPDS awalnya dirancang sebagai drone sederhana dan mudah dipelajari. Pesawat dimaksudkan untuk menerbangkan misi pasokan jarak pendek untuk militer Australia.

“Ketika beroperasi tanpa tautan data, jelas itu diatur dan dilupakan, dan melakukan pekerjaan yang baik untuk terbang ke bawah, memantau medan dan mencari tahu pola dan pendekatan pendaratan, mengingat kondisi cuaca,” kata Osborne. Militer Australia sejauh ini belum membeli drone tersebut. Mungkin yang paling penting untuk perang gesekan jangka panjang di Ukraina adalah biayanya.

Dengan harga USD1.000–USD5.000 dolar Australia atau Rp10 juta-Rp50 juta (kurs Rp10.000) per drone. Jelas jauh lebih murah daripada MQ-9 Reaper yang harganya sekitar USD30 juta atau sekitar Rp449 miliar (kurs Rp15.000). Kapasitas muatan 5 kg berarti drone PPDS dapat membawa beberapa magazine senapan ke peleton infanteri yang terkepung. Atau beberapa granat atau bom improvisasi untuk dijatuhkan ke musuh. Tapi itu masih membutuhkan drone lebih besar dengan jangkauan lebih jauh dan muatan yang lebih besar.

Baca Juga:  Matahari Kini Memasuki Fase Paruh Baya, Bumi Terancam Kiamat