Ukraina Menjadi Lebih Tegang Akibat Peringatan Latihan Perang Dadakan Rusia
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan Armada Angkatan Laut di Pasifik telah meluncurkan latihan tempur mendadak pada Jumat (14/4). Shoigu menyebut latihan tersebut rutin dilakukan dan ditujukan untuk mengembangkan angkatan bersenjata Rusia. Pada pertemuan dengan petinggi Rusia di Kremlin, Shoigu mengatakan Armada Pasifik Rusia yang berbasis di Vladivostok dalam status siaga tinggi selama latihan tempur yang diperintahkan Presiden Vladimir Putin tersebut.
“Tujuan utama dari latihan ini adalah untuk membangun kemampuan angkatan bersenjata untuk menyelesaikan tugas memukul mundur agresi musuh potensial dari arah pantai dan laut,” kata Shoigu seperti dikutip AFP. Shoigu menambahkan latihan ini juga “untuk mengevaluasi negara dan meningkatkan kesiapan komando militer, pasukan, dan pasukan untuk melakukan misi di semua arah strategis.”
Shoigu mengatakan tentara Rusia akan mencegah pasukan musuh dikerahkan ke “wilayah operasional penting di Samudera Pasifik dan bagian selatan Laut Okhotsk.” Latihan itu juga digelar agar pasukan Rusia mampu memukul mundur pendaratan musuh di Kepulauan Kuril selatan dan Pulau Sakhalin dalam skema perang.
Kepulauan Kuril selatan atau Northern Territories masih menjadi sengketa Rusia-Jepang hingga mencegah kedua negara menandatangani perjanjian perdamaian resmi Perang Dunia II. Shoigu menuturkan Kepala angkatan laut Rusia, Laksamana Nikolai Yevmenov, mengawasi latihan tersebut.
Selama latihan, kata Shoigu, pasukan Rusia akan berlatih mencari dan menghancurkan kapal selam, “memukul mundur serangan roket dan pesawat skala besar” dan meluncurkan roket, torpedo, dan tembakan artileri terhadap target lintas laut dan darat. Latihan ini berlangsung ketika invasi Rusia di Ukraina masih berlanjut dan belakangan ini kembali memanas.
Latihan ini juga dikerahkan ketika sejumlah dokumen amat rahasia milik Amerika Serikat bocor. Beberapa dokumen tersebut membeberkan strategi perang Ukraina hingga dugaan negara Barat seperti Inggris mengirimkan pasukannya ke Ukraina selama invasi berlangsung.