Kabar Duka Dari Eks Ketua Wantimpres Sri Adiningsih Yang Telah Meninggal Dunia
Kabar duka datang dari mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Prof Dr Sri Adiningsih, PhD. Profesor Sri meninggal hari ini di Rumah Sakit Umum Sardjito Yogyakarta. Profesor Sri meninggal dunia sekitar pukul 18.37 WIB dalam usia 62 tahun. Kabar duka itu ditegaskan Deputi II Bidang Pembangunan Manusia Kantor Kepegawaian Presiden (KSP) Abetnego Tarigan. Ia mengaku juga mendapat kabar duka tersebut.
“Telah berpulang ke rumah Bapa di Surga, Ibu Prof. DR. Sri Adiningsih, M.Sc.,” kata Abetnego Tarigan, Sabtu (17/6/2023). Semasa hidupna, Prof. Sri adalah ekonom dan dosen Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia adalah CEO Wantimpres dari 2014 hingga 2019. Disebutkan dalam website UGM, Prof. Sri menyelesaikan studi S1 di FEB UGM Yogyakarta pada tahun 1985. Kemudian pada tahun 1989, beliau menyelesaikan gelar Master of Science di University of Illinois – Urbana Champagne. Kemudian, pada tahun 1996, ia menerima gelar Doctor of Science (Phd) dari University of Illinois – Urbana Champaign.
Selama karirnya, Profesor Sri pernah bergabung dengan organisasi profesi seperti Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dan Asian Shadow Finance Committee (ASFRC). Sri Diningsih lahir di Surakarta, 11 Desember 1960. Menurut koran Bengkelsastra, Sri adalah teman sekelas Jokowi saat belajar di SMP 1 Solo. “Ya benar saya teman Jokowi waktu SMA, tapi saya tidak sekelas,” kata Sri di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (21/10/2014). Meski berbeda kelas, Sri sangat mengenal Jokowi.
“Beliau orangnya sederhana, rajin, pekerja keras, suka membantu teman dan keluarganya. Pandai berbicara,” kata Sri saat itu. Komunikasi keduanya terputus karena pekerjaan mereka berbeda, Jokowi sebagai pembuat mebel dan Sri sebagai guru. Saat Jokowi menjadi Wali Kota Solo, mereka kembali berbincang. Ketika Jokowi menjadi gubernur Jakarta, diskusi mereka berlanjut. Bahkan ketika PDIP mengajukan Jokowi sebagai calon presiden pada 2014, Sri juga memberikan kontribusinya terutama dalam hal visi dan informasi di bidang ekonomi. “Saya membantu memberikan bingkisan ekonomi melalui Megawati Institute, program ekonomi visi dan informasi dari saya, melalui Megawati Institute,” jelas Sri.
Perlu diketahui, pemakaman Profesor Sri akan berlangsung pada Minggu (18/6) di Makam Taman Makam Sempu Hills, Yogyakarta. Jenazah akan meninggalkan rumah duka PUKJ Yogyakarta di Jl. IKIP PGRI I Sonosewu, Sonopakis Lor, Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Pukul 13.00 WIB.