Harga Minyak Kelapa Sawit Melemah Di Bursa Malaysia Exchange
Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau masih saja lesu di sesi awal perdagangan Rabu (26/4/2023). Pelemahan hari ini melanjutkan koreksi dua hari beruntun sejak perdagangan kemarin setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau turun 0,8% ke posisi MYR 3.606 per ton pada pukul 10:50 WIB. Harganya sudah jatuh ke level 3.500-an setelah sebelumnya sempat menguat di level 3.900-an pada perdagangan 4 April.
Pada perdagangan kemarin Selasa (25/4/2023) harga CPO ditutup terkoreksi 1,89% ke posisi MYR 3.635 per ton. Dengan pelemahan hari ini maka CPO sudah ambruk selama empat hari perdagangan beruntun dengan pelemahan mencapai 4,8%. Pelemahan selama empat hari ini berlangsung sebelum libur Lebaran hingga setelah libur panjang Lebaran. Terkoreksinya harga CPO dipicu oleh sentimen negatif beberapa waktu belakangan. Melemahnya harga minyak saingannya yakni minyak nabati lainnya turut menyeret harganya jatuh 2 hari ini.
Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 0,13%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 0,25%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,08%. Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global. Koreksinya harga minyak sawit terjadi pada perdagangan perdana setelah libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Investor masih cenderung ambil nafas pasca libur panjang sehingga investor belum mempersiapkan diri untuk memburunya. Sementara data ekspor yang buruk juga turut membebani harga.
Pungutan ekspor minyak sawit Indonesia dan bea keluar untuk periode 1-15 Mei juga diperkirakan akan menurun. Perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia melaporkan, pengiriman selama periode 1-25 April turun 18,4% dari bulan sebelumnya. Sementara kargo surveyor Intertek Testing Services melaporkan penurunan 14%. “Pelemahan yang lebih luas pada minyak lunak telah memaksa minyak sawit untuk diperdagangkan lebih rendah karena minyak sawit masih terlihat lebih premium dibandingkan minyak lunak pesaing,” kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian broker minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai yang dikutip dari Reuters.
Saat ini pasar juga mengharapkan produsen utama Indonesia untuk mengembalikan kebijakan kewajiban pasar domestiknya yang mengharuskan persentase minyak sawitnya dijual di dalam negeri kembali ke kuota pra Ramadan. Sementara itu, Dewan Minyak Sawit Malaysia mengatakan pada Selasa (25/4/2023) ekspor minyak kelapa sawit dan produk berbasis kelapa sawit Malaysia ke China diperkirakan akan meningkat tahun ini menyusul kerja sama yang lebih baik antara kedua negara. Di sisi lain, tak bisa dipungkiri bahwa harga minyak ini masih memasang mode wait and see terkait pertemuan bank sentral paling powerfull di dunia pada Mei mendatang.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), dan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) diperkirakan akan menaikkan suku bunga ketika mereka melakukan pertemuan berikutnya di pekan pertama Mei. Menurut analis teknikal Wong Tao yang dikutip Reuters, pada perdagangan hari ini harga CPO mungkin berada di kisaran MYR 3.504 per ton, menyusul stabilisasinya di sekitar support MYR 3.614-3.662 per ton.