Belasan Warga Tewas Berebut Makanan Di Pakistan
Belasan orang tewas dalam pembagian bantuan makanan di Pakistan. Ini terjadi saat ribuan orang telah berkumpul di pusat distribusi tepung yang didirikan di seluruh negeri, sebagai bagian dari program yang didukung pemerintah untuk mengurangi dampak inflasi. Pihak kepolisian dan pejabat mengatakan setidaknya 16 orang, termasuk lima wanita dan tiga anak, telah tewas dalam penyerbuan di pusat-pusat tersebut dalam beberapa hari terakhir. Ribuan kantong tepung juga telah dijarah dari truk dan titik distribusi.
Negara Muslim di Asia Selatan itu telah mengalami gejolak ekonomi selama berbulan-bulan dengan krisis neraca pembayaran yang akut. Sementara itu, pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengamankan pendanaan US$ 1,1 miliar sebagai bagian dari bailout US$6,5 miliar yang disepakati pada 2019 belum membuahkan hasil.
Cadangan devisa Pakistan juga telah jatuh untuk menutupi hampir empat minggu impor. Laporan prospek ekonomi bulanan yang dikeluarkan oleh kementerian keuangan pada Jumat memproyeksikan inflasi akan tetap tinggi.
Laporan tersebut mengutip gesekan pasar yang disebabkan oleh permintaan relatif dan kesenjangan pasokan barang-barang penting, depresiasi nilai tukar, dan penyesuaian kenaikan harga bahan bakar baru-baru ini sebagai alasan di balik ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.
Data biro statistik mencatat kenaikannya indeks harga konsumen tersebut mencapai rekor sebesar 35,37% pada Maret 2023 secara tahunan (year-on-year/yoy). Inflasi tersebut naik dari bulan sebelumnya sebesar 31,5% yoy karena harga makanan, minuman, dan transportasi melonjak hingga 50%.
Seorang juru bicara di biro statistik mengatakan angka inflasi merupakan kenaikan tertinggi yang pernah dicatat oleh biro sejak pencatatan bulanan dimulai pada tahun 1970-an. “Ini merupakan inflasi tertinggi yang pernah tercatat dalam data yang kami miliki,” katanya, dilansir Reuters. “Indeks harga konsumen naik 3,72% pada Maret dari bulan sebelumnya,” kata biro itu. “Harga makanan, minyak goreng dan listrik yang lebih tinggi mendorong indeks.”