Aksi Sadis Seorang Pengungsi Suriah Yang Tega Menikam 4 Anak Di Pegunungan Alpen Prancis
Seorang pengungsi Suriah menikam empat siswa di sebuah sekolah dan melukai dua orang dewasa di sebuah danau di Pegunungan Alpen Prancis pada hari Kamis. Belum diketahui alasan penyerangan tersebut. Orang termuda di kota Annecy berusia 22 bulan dan penyelidik mencoba memahami penyebab gangguan di taman umum tersebut sekitar pukul 09:45 (0745 GMT).
Penyerang, berpakaian hitam dan membawa pisau sepanjang sekitar 10 sentimeter, terdengar berteriak “atas nama Yesus Kristus” dalam video yang diambil oleh seorang pejalan kaki dan dilihat oleh AFP. “Tidak ada motif teroris yang jelas,” kata jaksa lokal Line Bonnet-Mathis kepada wartawan di kota tepi danau dekat kota Jenewa di Swiss.
Dia mengatakan penyelidikan atas pembunuhan itu telah dibuka dan tersangka tidak berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol. Perdana Menteri Elisabeth Borne mengatakan tersangka “tidak dikenal pejabat intelijen” dan “tidak memiliki riwayat masalah kejiwaan”.
“Kami terkejut dengan kejadian mengerikan dan tidak bisa dijelaskan ini,” katanya setelah tiba di lokasi. Tersangka diketahui berusia tiga puluhan dan baru saja bercerai. Dia telah berada di Swedia selama 10 tahun di mana dia menerima status pengungsi pada bulan April, kata seorang penjaga keamanan dan mantan istrinya kepada AFP. “Dia menelepon saya sekitar empat bulan lalu. Dia tinggal di gereja,” kata mantan istrinya tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa dia meninggalkan Swedia karena dia tidak bisa mendapatkan kewarganegaraan. Orang Swedia. Saksi menggambarkan dia berlari di sekitar taman di tepi Danau Annecy mengenakan bandana dan kacamata hitam, tampaknya menyerang orang.
Dia langsung ditangkap oleh polisi bersenjata. “Dia ingin menyerang semua orang. Saya keluar, dia menyerang pria dan wanita tua dan membunuh pria tua itu,” kata mantan pemain sepak bola profesional Anthony Le Tallec, yang mengelola kamp tersebut, kepada surat kabar lokal Dauphine Libère. Sebuah pasukan keamanan besar menutup kamp dan dokter sedang menyelidiki insiden itu, kata seorang wartawan AFP.