Akhirnya Rusia Tertarik Untuk Segera Mengakhiri Perang Dengan Ukraina
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menyebut negaranya tertarik untuk mengakhiri konflik di Ukraina sesegera mungkin. Hal ini disampaikan Lavrov selama konferensi pers bersama dengan Menlu Brasil Mauro Vieira di Istana Itamaraty di Brasilia.
“Jelas bahwa kami tertarik untuk melihat konflik Ukraina berakhir secepat mungkin,” kata Lavrov pada Senin waktu setempat, mengutip TASS, Selasa (18/4/2023). Namun, tak ada keterangan lain yang disampaikan Lavrov soal keinginan tersebut.
Ia hanya mengucapkan terima kasih kepada orang-orang Brasil atas pemahaman mereka yang luar biasa tentang situasi konflik di Ukraina, dan mengatakan Rusia berterima kasih atas berkontribusi Brasil dalam mencari solusi. “Hari ini kami berbicara (dengan rekan Brasil kami) dalam konteks mengingat bahwa masalah seperti itu harus diselesaikan tidak hanya untuk saat ini, tetapi berdasarkan perjanjian jangka panjang, yang akan didasarkan terutama pada prinsip multilateralisme dan memperhatikan kepentingan keamanan semua negara tanpa kecuali. Ini adalah prinsip keamanan yang tidak dapat dipisahkan,” tambahnya.
Sementara itu, Vieira menegaskan kembali sikap Brasil dalam berkontribusi pada solusi damai atas konflik tersebut. Ia mengingatkan manifestasi Presiden Lula da Silva dalam mengupayakan pembentukan kelompok negara sahabat untuk menengahi negosiasi antara Rusia dan Ukraina termasuk sikap Brasil terhadap sanksi sepihak. “Langkah-langkah seperti itu, selain mendapat persetujuan dewan keamanan PBB, juga berdampak negatif pada ekonomi di seluruh dunia, dan khususnya di negara-negara terbelakang, yang sebagian besar belum sepenuhnya pulih dari pandemi,” kata Vieira. Ukraina sendiri telah berulang kali mengatakan bahwa perdamaian dalam konflik tersebut hanya akan tercapai jika Rusia memulihkan perbatasan negaranya.
Kyiv juga mendesak Rusia mengembalikan Krimea. “Perdamaian sejati berarti memulihkan perbatasan Ukraina yang diakui secara internasional. Kedamaian sejati berarti tanah air yang aman bagi orang-orang yang menjadi sasaran di Krimea Ukraina,” kata Menlu Ukraina Dmytro Kuleba dalam pidato minggu lalu di Konferensi Keamanan Laut Hitam di Bucharest. Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan “Operasi Khusus Militer” ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Invasi dilakukan untuk menurunkan kemampuan militer negara tetangga selatannya serta membasmi orang-orang Ukraina yang disebutnya nasionalis berbahaya layaknya Nazi.