Guru Demo Teriak Miskin Karena Krisis Biaya Hidup Di Selandia Baru
Krisis biaya hidup kini melanda negara tetangga RI, Selandia Baru. Bahkan kenaikan harga mulai mencekik warga. Terbaru, sekitar 50.000 guru di negeri itu melakukan pemogokan massal, Kamis (16/3/2021). Ini terjadi setelah pembicaraan serikat pekerja dengan Kementerian Pendidikan untuk meningkatkan gaji terhenti.
“Kami terlalu miskin,” bunyi poster yang dibawa guru saat mogok, sebagaimana dilaporkan AFP. “Tak mampu ke dokter gigi,” tambah mereka lagi. Sebenarnya kenaikan sudah ditawarkan pemerintah. Namun ini dianggap tidak sesuai dengan kondisi inflasi saat ini.
Selandia Baru mencatat 7,2% di Desember 2022. Belum lagi kurangnya pasokan guru di seluruh negeri. “Kualitas pendidikan adalah hak asası fundamental,” kata salah seorang perwakilan asosiasi guru, Chris Abercrombie. “Tragisnya, sebagai guru kita melihat hak itu perlahan-lahan, dan pasti, dirusak.”
Menurutnya sangat penting meningkatkan gaji guru dan kondisi kerja. Termasuk mempertahankan staf yang berpengalaman dan merekrut lulusan baru. “Guru ingin mengirim pesan kepada pemerintah tentang betapa seriusnya kita membutuhkan perubahan”, kata Presiden Institut Pendidikan Selandia Baru, Mark Potter.
“Kami semua menginginkan yang terbaik untuk siswa kami, tetapi tanpa perubahan pada sistem, kami tidak dapat memberikannya kepada mereka.” Sementara itu, Menteri Pendidikan Jan Tinetti mengatakan dia kecewa melihat guru mogok. Ia mengatakan pemerintah perselisihan itu segera diselesaikan.
Biaya hidup telah menjadi masalah politik utama di Selandia Baru. Angka terbaru menunjukkan bahwa ekonomi Selandia Baru menyusut, memicu kekhawatiran akan resesi.