Korut Menembakkan Enam Rudal, Disaksikan Kim Jong-un dan Putrinya
Korea Utara (Korut) menembakkan setidaknya enam rudal jarak pendek pada Kamis lalu. Para analis menilai ini bisa jadi salvo pembuka pertunjukkan militer di kedua sisi zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea dalam beberapa pekan. Foto-foto yang dirilis oleh media milik pemerintah pada hari Jumat menunjukkan pemimpin Korut Kim Jong-un menghadiri latihan tembak unit artileri Hwasong di front barat, bersama putrinya dan pejabat militer. Putri Kim, yang diyakini bernama Ju Ae, baru-baru ini kerap muncul di acara-acara besar yang diadakan Korut di samping ayahnya. “Kim Jong-un memeriksa postur respons perang yang sebenarnya dari kompi penyerang ke-8 di bawah unit yang bertugas menyerang bandara operasi musuh ke arah front barat,” lapor media pemerintah Korut
Rudal dalam uji coba Korut hari Kamis lalu ditembakkan ke Laut Kuning. Media pemerintah melaporkan bahwa Kim Jong-un mengatakan unit artileri harus disiapkan untuk dua misi. Pertama untuk mencegah perang dan kedua untuk mengambil inisiatif dalam perang, dengan terus mengintensifkan berbagai latihan simulasi untuk perang sesungguhnya. Tak lama setelah tes, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) melaporkan bahwa Korut telah menembakkan rudal balistik jarak pendek dari daerah Nampo di barat negara itu. Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel pada hari Kamis mengatakan Pyongyang sedang melakukan pelatihan musim dinginnya dan otoritas intelijen Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan sedang memantaunya.
Pada hari Senin, pasukan Komando AS, Korsel dan Perserikatan Bangsa-Bangsa di semenanjung itu diperkirakan akan memulai latihan Freedom Shield selama 11 hari. Pasukan AS di Korea dalam sebuah pernyataan terakhir pekan mengatakan latihan itu akan mengintegrasikan unsur-unsur ‘latihan langsung’ dengan simulasi yang konstruktif. Latihan AS-Korsel diharapkan menjadi yang terbesar yang telah dilakukan kedua sekutu selama bertahun-tahun, karena mereka mengurangi tampilan militer semacam itu pada tahun 2017 ketika Presiden AS saat itu Donald Trump mencoba menawarkan celah bagi Korut untuk merundingkan penghentian program rudal jarak jauh dan senjata nuklirnya. Sekitar 28.000 pasukan Amerika ditempatkan di Korsel di mana Angkatan Udara AS mengoperasikan dua lapangan terbang utama, di Osan, sekitar 64 kilometer selatan ibu kota Seoul, dan Kunsan, yang terletak di pantai Laut Kuning di bagian barat negara itu.
Negosiasi itu telah lama ditutup, dengan Korut tahun lalu melakukan sejumlah uji coba rudal sambil berjanji untuk mengembangkan program nuklirnya untuk mempersenjatai rudal. Uji coba rudal Korut sendiri melambat pada tahun 2023, tetapi ketegangan di Semenanjung Korea tetap tinggi. “Ini kemungkinan hanya awal dari serangkaian tes provokatif oleh Korea Utara,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Ehwa Womans University di Seoul, tentang peluncuran rudal pada hari Kamis lalu. “Pyongyang siap untuk menanggapi secara agresif latihan pertahanan utama AS-Korea Selatan, serta pertemuan puncak Presiden Yoon yang akan datang dengan Perdana Menteri (Jepang) (Fumio) Kishida dan Presiden (AS) (Joe) Biden,” imbuhnya.