Penjelajah Waktu Meramal Tanggal Perang Dunia 3
Akun Tiktok “Trevor the Time Traveller” kembali menjadi sorotan. Akun Trevor yang mengaku ‘penjelajah waktu’ mengklaim datang dari masa depan dan mengetahui kapan perang dunia ketiga (PD3) akan terjadi. Menurut akun ini, PD 3 akan meletus 29 Mei 2030. Perang maha dahsyat ini akan timbul karena provokasi yang dilakukan di 21 Februari 2024. Tidak hanya tanggal, Trevor menyampaikan durasi lamanya perang hingga kemungkinan baby booming pasca perang.
“29/5/2030 – perang dunia ketiga akan dimulai, berlangsung selama tujuh tahun antara utara dan selatan,” tambahnya. “2037, perang berakhir dan ledakan bayi kedua terjadi, pertumbuhan populasi terlalu tinggi,” tutupnya. Sulit untuk menemukan dasar ilmiah yang menjelaskan ramalan itu. Sementara itu, pemilik akun menyebut pesan yang dibuat datang dari dua dekade di masa depan. “Kita tak punya banyak waktu,” ujarnya lagi tanpa bisa terverifikasi.
Ramalan tentang perang dunia ketiga sebenarnya pernah muncul dari Asisten Artificial Intelligence (AI) Amazon, Alexa. Diketahui, ada video yang dimuat Daily Star, menggambarkan respon Alexa yang detail setelah ditanya kapan perang besar itu pecah. “PD 3 dimulai pada 23 November 2023 pukul 18:05, ketika Rusia melancarkan serangan terhadap Jerman,” ujar Alexa. Sayangnya, banyak pihak yang meragukan hal ini. Adapun, Wakil Presiden Amazon Alexa Steve Rabuchin dengan jelas berkata bahwa jawaban Alexa dapat dipersonalisasi.
“Anda tidak perlu pengalaman membangun keterampilan atau pengkodean untuk memulai. Keluarga saya membuat keterampilan lelucon kami sendiri dalam hitungan menit, dan sangat menyenangkan berinteraksi dengan Alexa dengan cara yang benar-benar baru dan pribadi,” tegasnya. Tidak berhenti sampai di situ, ekonom Nouriel Roubini, telah mewanti-wanti PD 3 sejak akhir 2022. Roubini sendiri dijuluki Dr Doom alias Doktor Kiamat, dan sempat meramal krisis ekonomi 2008. “Dalam beberapa hal, PD 3 sudah dimulai,” tegasnya seperti dilansir oleh Financial Tribune.
“Ini dimulai di Ukraina karena konflik ini memiliki implikasi yang lebih luas yang melampaui Rusia dan Ukraina. Ini adalah awal dari sesuatu yang lain,” tegasnya. Roubini juga menyoroti konflik nuklir di Iran dan gesekan China untuk Taiwan kala itu. Profesor bisnis Universitas New York itu berpendapat perang dingin sudah ada antara Amerika Serikat (AS) dan China, dan itu bisa meningkat menjadi “perang panas” karena Presiden Xi Jinping bertujuan untuk menyatukan China dan Taiwan. Ancaman lain juga disebut, tak terkecuali karena rusuhnya Korea Utara (Korut) di semenanjung Korea. Belum lagi potensi perang Iran dan Israel, yang katanya sebagaimana berbicara dengan media Jerman, “dalam jalur tabrakan”