Industri K-Pop Menjadi Target Ancaman Kejahatan Di Korea
bengkelsastra.com – Karena adanya serangan penusukan acak baru-baru ini, industri K-pop telah menjadi target terbaru dari ancaman kejahatan dan kekerasan online.
The Korean Times melaporkan bahwa pada hari Kamis, 8 Maret, Choi Won-jong yang berusia 22 tahun, dari Seongnam, Provinsi Gyeonggi, menabrak pejalan kaki dengan mobilnya di luar department store dekat Stasiun Seohyeon. Dia sebelumnya menggunakan pisau untuk menyerang pembeli di dalam gedung.
Seorang wanita berusia 60-an tewas dan 13 orang lainnya terluka dalam serangan acak ini. Serangan tersebut dianggap sebagai kejahatan yang meniru penikaman yang terjadi pada 21 Juli. Saat itu, Cho Sun, seorang pria berusia 33 tahun, membunuh seorang pria dan melukai tiga lainnya di depan Stasiun Sillim di Seoul selatan.
Yang lebih buruk adalah setelah insiden itu, ada peningkatan volume ancaman online untuk melakukan kejahatan serupa. Bahkan 119 orang yang memposting ancaman kejahatan ditahan oleh polisi.
Seorang pria berusia 20-an ditahan setelah memposting ancaman online untuk membunuh sembilan karyawan SM Entertainment, menurut Kantor Polisi Hanam di Provinsi Gyeonggi. Banyak artis K-pop diwakili oleh SM Entertainment, termasuk boy band NCT dan girl grup aespa.
Pria itu bersikeras tindakan tersebut dilakukan dalam keadaan marah karena dia merasa artis SM, anggota girl grup yang dia ikuti selama 10 tahun, tidak menyukainya. Dia dilaporkan mengirim pesan media sosialnya untuk menyampaikan perasaannya.
Beberapa hari sebelum kejadian, pada 7 Agustus, SM Entertainment melaporkan seorang pengguna internet ke polisi karena membuat ancaman pembunuhan. Orang yang membuat ancaman tersebut secara khusus menargetkan anggota aespa Winter yang bepergian ke AS bersama anggota aespa lainnya untuk berpartisipasi dalam festival musik dan seni di luar negeri.
SM meminta agar polisi segera melakukan penyelidikan dan meningkatkan keamanan untuk melindungi penyanyi tersebut. Ketika semua dikatakan dan dilakukan, Winter sendiri keluar dengan aman dari Korea.
Label rekaman tersebut melaporkan bahwa polisi telah mengunjungi kantor pusat perusahaannya di Seoul untuk menilai keamanan dan keselamatan lingkungan.
Ancaman juga diberikan terhadap label rekaman HYBE, yang merupakan rumah bagi Raja K-pop BTS. Setelah postingan ancaman penusukan dipublikasikan secara online, HYBE menutup pintu masuk utama ke kantor pusatnya di Distrik Yongsan Seoul.
Di depan markas HYBE, saya akan menikam orang. Saya sangat berharap Ketua Bang Si-hyuk akan hadir,” tulis postingan tersebut.
Pada tanggal 8 dan 9 Agustus, polisi menggeledah area di dekat kantor HYBE setelah menerima laporan tersebut, tetapi tidak ada yang mencurigakan. Polisi, di sisi lain, baru-baru ini menyatakan bahwa mereka akan menindak tegas siapa pun yang mengunggah postingan online sebelum melakukan kejahatan.