AS Melaksanakan Operasi Militer Yang Tewaskan Pemimpin Senior ISIS Di Suriah
Amerika Serikat (AS) melancarkan operasi militer yang diklaim menewaskan seorang pemimpin senior kelompok militan Islamic State (ISIS) di wilayah Suriah pada awal pekan ini. Pemimpin senior ISIS yang tewas itu disebut bertanggung jawab atas rencana serangan di kawasan Eropa. Seperti dilansir Reuters, Selasa (4/4/2023), tewasnya pemimpin senior ISIS itu diumumkan oleh Komando Pusat AS atau CENTCOM dalam pernyataan terbaru pada Selasa (4/4) pagi waktu setempat. Disebutkan bahwa operasi militer AS di wilayah Suriah itu dilancarkan pada Senin (3/4) waktu setempat.
CENTCOM mengidentifikasi pemimpin senior ISIS yang tewas sebagai Khalid ‘Aydd Ahmad al-Jabouri, yang disebut bertanggung jawab atas perencanaan serangan-serangan ISIS ke kawasan Eropa dan mengembangkan struktur kepemimpinan ISIS. Kematian Al-Jabouri ini, menurut CENTCOM, akan ‘mengganggu sementara kemampuan kelompok itu untuk merencanakan serangan eksternal’.
Dalam pernyataannya, CENTCOM menegaskan bahwa tidak ada warga sipil yang tewas ataupun mengalami luka-luka akibat operasi militer AS di Suriah itu. Ditambahkan juga oleh CENTCOM bahwa ISIS ‘terus menjadi ancaman untuk kawasan tersebut dan sekitarnya’. “Meskipun tergradasi, kelompok itu tetap mampu melakukan operasi di kawasan dengan keinginan untuk menyerang di luar Timur Tengah,” sebut CENTOM dalam pernyataannya.
ISIS menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak pada puncak kekuasaannya tahun 2014 lalu, sebelum dipukul mundur di kedua negara. Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada Februari lalu memperkirakan ISIS masih memiliki sekitar 5.000-7.000 anggota dan pendukung yang tersebar di kedua negara. Disebutkan juga oleh laporan PBB bahwa ancaman yang diberikan ISIS dan afiliasinya terhadap perdamaian dan keamanan internasional tergolong tinggi pada paruh kedua tahun 2022, dan mengalami peningkatan di dalam dan sekitar zona-zona konflik di mana militan itu ada.
Dalam pengumuman akhir tahun lalu, ISIS menunjuk sosok yang sebelumnya tidak dikenal, yakni Abu al-Hussein al-Husseini al-Quraishi, sebagai pemimpin baru mereka setelah pemimpin sebelumnya tewas dalam serangan di Suriah bagian selatan. Pekan lalu, kantor berita TASS melaporkan bahwa Rusia memprotes koalisi militer pimpinan AS melawan ISIS soal apa yang disebut sebagai ‘tindakan provokatif’ oleh Angkatan Bersenjata AS di Suriah.