Pendeta Ortodoks Ukraina Ditahan Di Desa Terpencil Karena Pro Rusia
Salah seorang tokoh agama Kristen Ortodoks terkemuka di Ukraina ditahan oleh pihak berwenang karena dituduh pro-Rusia. Pendeta Gereja Kristen Ortodoks Ukraina (UOC) Metropolitan Pavlo dituduh memiliki hubungan khusus dengan Rusia. Ia dinilai memuliakan invasi Rusia dan memicu perpecahan agama.
Melansir Reuters, Pavlo kemudian dijatuhi hukuman sebagai tahanan rumah pada Sabtu (1/4). Pengadilan Kyiv memerintahkan Pavlo untuk mengenakan gelang elektronik selama dua bulan. “Saya belum melakukan apa-apa. Saya percaya ini adalah tatanan politik,” ujar Pavlo kepada para wartawan usai putusan.
Jaksa Yevhen Zavistovskyi mengatakan bahwa status tahanan rumah diberikan pada Pavlo sebagai tindakan pencegahan. Ia mengatakan bahwa kasus yang menyeret nama Pavlo akan terus dilanjutkan. Kantor berita negara TASS Rusia mengatakan bahwa pengadilan memerintahkan Pavlo untuk tinggal di sebuah desa sekitar 40 kilometer di tenggara Kyiv. Pavlo mengatakan, rumah yang ditinggalinya itu tak layak huni.
“Tidak ada apa-apa untuk tidur, tidak ada pemanas, tidak ada lampu, tidak ada dapur. Tidak ada apa-apa, saya akan menanggung semuanya,” ujar Pavlo. TASS juga menuliskan bahwa pengadilan menolak permintaan Pavlo untuk diberikan izin menghadiri kebaktian gereja.
Sebanyak 61 pendeta UOC telah berhadapan dengan kasus pidana sejak awal 2022. Tujuh di antaranya dinyatakan bersalah. Pavlo sendiri merupakan salah seorang pendeta senior di UOC yang mengepalai Biara Kyiv-Pechersk Lavra. UOC telah dituduh untuk mempertahankan hubungannya dengan Gereja Ortodoks Rusia yang pro terhadap invasi.